Langsung ke konten utama

Hidup dalam kehendak Allah


Yakobus 4 : 13-17  Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung," sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Perikop surat Yakobus 4 : 13-17 adalah jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan, artinya libatkan Tuhan dan ikuti kehendaknya. Jadi dapat kita ringkas : Hidup dalam kehendak Tuhan. Dalam Yakobus 4 : 1-4 berisi tentang hawa nafsu dan persahabatan dengan dunia. Kita tahu bahwa persahabatan dengan dunia menghasilkan perseteruan/permusuhan dengan Tuhan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia berhubungan dengan kedagingan dan buah yang dihasilkan oleh kedagingan yaitu Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,  kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (Galatia 5: 19-21a). Tetapi persahabatan, penundukan diri kepada Allah menghasilkan buah-buah yang manis (buah Roh) yaitu , Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5 : 22-23a). Hidup dalam (tunduk) kehendak Allah mendatangkan kerajaan Allah di hidup kita.

Dalam surat Yakobus, kita akan melihat ada tiga kelompok yang terkait dalam memandang kehendak Allah:
1.    KELOMPOK YANG MENGABAIKAN KEHENDAK TUHAN (Yakobus 4:13)
Mengabaikan sama dengan tidak menganggap berarti sama sekali tidak merasa perlu melibatkan peranan atau keputusan Tuhan dalam kehidupan. Orang-orang di dalam kelompok ini merasa sanggup mengambil keputusan dalam kehidupannya untuk menentukan bagaimana nanti masa depannya. Kepercayaan diri yang terlalu berlebihan karena merasa pengalaman yang dimiliki, kepintaran, kemampuan sehingga ketika memutuskan apapun dalam kehidupannya tidak pernah bertanya dan melibatkan keputusan Tuhan. Kita tahu ini adalah suatu bentuk kebodohan. Kita tidak pernah tahu satu detik di depan kita, apa yang akan terjadi beberapa saat di depan, kita tidak pernah dapat memperkirakan. Hanya Tuhan yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Contoh yang Tuhan berikan dalam Lukas 12 : 18-21 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."  , bahwa hidup mati kita, kita tidak pernah tahu, hanya Tuhan yang tahu sehingga ketika kita mengandalkan kekuatan, kemampuan, pengalaman kita tanpa melibatkan Tuhan semua yang kita lakukan menjadi sia-sia, mengecewakan. Ada beberapa alasan mengapa kita tidak boleh mengabaikan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita:
a.       Hidup adalah perjuangan
Kehidupan di dunia ini adalah perjuangan, tidak ada hal yang dapat dicapai tanpa perjuangan. Sejak dari bayi sampai kita menutup usia kita mau tidak mau kita akan selalu diperhadapkan dengan tuntutan untuk mengambil keputusan, bahkan terkadang tuntutan itu bergerak sangat cepat, seakan-akan sedang mengejar kita dan seandainya ketika kita memilih untuk tidak mengambil keputusan itu juga adalah salah satu bentuk keputusan, ITULAH HIDUP. Setelah tuntutan mengambil keputusan, ini tidak berhenti sampai disini, setiap keputusan yang kita ambil mengandung konsekuensi, tanggung jawab. Ketika kita salah mengambil keputusan karena mengandalkan diri kita sendiri, konsekuensi yang akan kita tanggung bukan hanya berbicara saat ini, tetapi mempengaruhi masa depan kita bahkan tidak menutup kemungkinan bersambung kepada generasi selanjutnya. Oleh karena itu kita harus betul-betul mengandalkan Tuhan dan tunduk pada kehendak-Nya, sebab hanya Tuhan yang tahu hari depan kita dan rancangan Tuhan bagi kita adalah rancangan damai sejahtera bukan rancangan kecelakaan. PASTIKAN KEPUTUSAN APAPUN DALAM KEHIDUPAN KITA MELIBATKAN DAN TUNDUK DALAM KEHENDAK ALLAH.
b.      Hidup itu tidak pasti
Di dunia ini tidak ada yang pasti, segala hal mudah berubah, tidak ada yang kekal. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi beberapa saat di depan kita, segala hal mungkin dan dapat terjadi. Allah adalah Tuhan yang maha tahu dan bagi Tuhan segalanya adalah pasti. Oleh karena itu hidup kita harus mengandalkan Tuhan, karena kepastian janji-Nyalah yang menjamin hari depan kita.
c.       Hidup itu singkat
Ayub berkata bahwa hidup itu Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan.(Ayub 14:2). Hidup itu berlalu sangat cepat dan singkat. Apapun yang kita miliki saat ini tidak dapat kita andalkan. Satu-satunya yang dapat kita andalkan adalah Tuhan. 
d.      Hidup itu rapuh
Hari-hari ini permasalahan yang kita hadapi bukan bertambah mudah, ketika kita jauh dari Tuhan dan tidak hidup dalam kehendaknya kita akan menjadi mudah tergoncang dan menjadi rapuh. Satu-satunya yang pasti adalah hidup dalam kehendak-Nya, karena kekuatan Tuhan lah yang akan menopang kita untuk mampu melawati hari-hari ke depan.
HIDUP YANG MENGABAIKAN KEHENDAK TUHAN HANYA AKAN MENYEBABKAN HIDUP KITA MENGALAMI KEBINASAAN, OLEH KARENA ITU JANGAN PERNAH MENGABAIKAN KEHENDAK TUHAN.  
2.    KELOMPOK YANG TIDAK TAAT PADA KEHENDAK TUHAN
Kelompok ini adalah orang-orang yang mencari kehendak Tuhan tetapi setelah tahu kehendak Tuhan tidak melakukan atau menaatinya. Kita tahu bahwa hidup dalam kehendak Tuhan tidak mudah secara daging, karena kehidupan daging selalu berlawanan dengan kehidupan roh. Apa yang Tuhan kehendaki terkadang tidak sesuai dengan kehendak kita, sehingga walaupun kita tahu bahwa itulah yang Tuhan mau kita kerjakan kita tidak menaatinya. Ketika kita hidup melawan kehendak Allah akan ada konsekuensi yang harus kita tanggung. Hawa, Adam dan Abraham adalah contoh pribadi yang tahu kehendak Tuhan tetapi melanggarnya. Adam dan hawa tahu perintah Tuhan, untuk tidak mendekati, menyentuh dan makan buah pengetahuan baik dan jahat, tetapi karena tipu daya iblis dan kedagingan mereka melanggar apa yang telah Tuhan Firmankan, dan akhirnya sampai hari ini menjadi mala petaka bagi manusia. Abraham dan Sarah karena ketidak sabaran-nya menanti janji Tuhan maka sampai hari ini terjadi pertengkaran antara dua keturunannya.
JADILAH PRIBADI-PRIBADI YANG MENCARI KEHENDAK TUHAN, TAAT DAN MENANTI DENGAN SABAR RENCANA TUHAN YANG SEDANG KITA JALANI, PERCAYALAH RANCANGAN DAN WAKTU TUHAN ADALAH YANG TERBAIK BAGI KITA.

3.    KELOMPOK YANG TAAT PADA KEHENDAK TUHAN (Yak 4:15)
Kelompok ini adalah terdiri dari pribadi-pribadi yang melibatkan Tuhan dalam setiap rencana kehidupan, mentaati setiap kehendak dan rencana-Nya, percaya akan waktu dan janji-Nya. Hidup dalam ketaatan akan kehendak Tuhan tidak mudah, ada banyak hal yang harus kita tekan, kita kalahkan tetapi ingat perjuangan kita ini bukan mengandalkan kekuatan kita secara pribadi, karena sekali lagi daging itu lemah, tetapi kita harus mengandalkan kekuatan kuasa Tuhan, sebab hanya kekuatan Tuhan yang memampukan kita menyalibkan kedagingan kita dan hidup penuh dengan ketaatan dalam kehendak dan keputusan Tuhan.
Ada saatnya dimana ketika kita menyampaikan doa-doa kita kepada Tuhan, kita sangat merindukan jawaban yang secepat kilat, tetapi Tuhan tidak segera memberikan jawaban. Percayalah, hal ini Tuhan lakukan bukan karena sekedar menunda-nunda tetapi selalu ada maksud besar di setiap rencana-Nya. Tuhan mengenal kita luar dalam, Dia tahu bagaimana karakter kita, sehingga ketika Tuhan sedang menunda menjawab doa kita, Tuhan sedang memproses pribadi dan karakter kita agar sesuai dengan karakter yang Tuhan mau, dan ketika jawaban itu diberikan oleh-Nya, pribadi kita adalah pribadi yang siap, yang tepat sehingga kita beroleh damai sejahtera yang dari Tuhan. Tuhan Yesus adalah teladan hidup bagi kita, dalam injil Yohanes 4 :34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Makanan berbicara tentang kebiasaan, sesuatu yang melekat dalam diri kita.
Ketika kita memiliki Kristus dalam hidup kita, maka kebiasaan-kebiasaan kita bukan lagi kebiasaan kita tetapi kita memiliki kebiasaan hidup yang baru yang bersumber dari Yesus, yaitu menuruti kehendak Bapa kita yang di Surga. Ini tidak dapat dilakukan hanya sekedar kemauan, tetapi dibutuhkan tindak lanjut yaitu dibangun melalui keintiman yang dibangun di dalam Tuhan. Keintiman tidak terjadi dengan sendirinya, keintiman berbicara tentang pertemuan dan komunikasi yang dibangun secara terus menerus. Kita harus membangun keintiman dengan Tuhan melalui saat teduh, doa, membaca Firman Tuhan, merenungkannya, menjadi rhema dan menghidupi-nya dalam kehidupan kita. Karena dengan terbangunnya keintiman maka kita akan tahu apa kehendak Bapa dalam hidup kita dan rencana dan strategi yang telah Tuhan susun untuk kita mencapainya.

MARILAH KITA, DALAM SEGALA HAL KEHIDUPAN KITA MENGUNDANG TUHAN UNTUK TURUT SERTA, MEMIMPIN, MENENTUKAN APA DAN BAGAIMANA LANGKAH HIDUP KITA, BAGIAN KITA TUNDUK DAN MENTAATI SETIAP HAL YANG TELAH TUHAN SUSUN DAN TUHAN RENCANAKAN DENGAN UCAPAN SYUKUR DAN KETAATAN TOTAL.

Tuhan Yesus Memberkati.

Disharingkan oleh Ibu Ester Tedja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancangan-Ku bukan Rancangan-mu; Jalan-mu bukan Jalan-Ku

Setiap pengalaman yang Tuhan berikan, setiap orang yang Dia taruh dalam hidup kita adalah persiapan sempurna untuk masa depan yang hanya bisa Dia lihat. Corrie Ten Boom Setiap kita pasti memiliki rencana atas masa depan, dan dijamin 100% pastilah rencana kita susun adalah rencana yang baik dan sempurna (“menurut kita”). Tetapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang kita mau. Apa yang telah kita rencanakan dengan baik (“sekali lagi menurut kita”), ternyata terkadang tidak berjalan dengan seperti yang kita mau. Saya pun demikian, dari kecil sampai dengan saat ini (29 tahun, tulisan ini saya tulis di tahun 2009), mempunyai banyak impian dan bagaimana cara untuk mencapainya. Tidak ada sedikitpun masuk dalam rencana saya untuk melewati jalan yang berkerikil, berbelok-belok ataupun tikungan tajam. Yang saya bayangkan semua jalan yang akan saya lewati mulus seperti jalan tol. Saya juga berdoa atas semua impian saya dan berharap (terkadang memaksa sih!!) Tuhan menyetujui semua rencana ...

Thanks Jesus, 5 tahun pernikahan kami

Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Matius 19 :5-6 Semua karena kasih karunia, semua karena kemurahan Tuhan, semua karena pimpinan-Nya. Jika bukan Tuhan yang memimpin setiap langkah hidup pernikahan kami, entah bagaimana kami mampu melewati hari-hari itu. Dia, Yesus yang mendidik kami untuk menjadi pasangan hidup yang saling disempurnakan satu dengan yang lain, kami tidak sempurna, karena itu kami dipersatukan, untuk saling melengkapi, menutupi, menyempurnakan apa yang telah Tuhan karuniakan pada pribadi kami J . Aku bersyukur, aku punya Tuhan yang luar biasa, bersyukur akan kesabaran-Nya, akan kasih-Nya, akan kesetiaan-Nya dan akan didikan-Nya yang membuat hari-hari pernikahan kami dipenuhi oleh kasih-Nya yang mengikat kasih kami berd...

Harta Rohani Dalam Bejana Tanah

2 Korintus 4 : 1-16 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!," Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemu...