Kehidupan saat ini bukanlah
kehidupan yang semakin mudah, kita tahu bahwa semakin bertambah tahun semakin
banyak juga kesukaran hidup yang harus kita hadapi, dan ini telah dinubuatkan
oleh Tuhan kita, Yesus Kristus 2000 tahun yang lalu. Apakah kemudian kita
menjadi berkeluh kesah oleh karena ini?, atau mungkin kita menggerutu kepada
Tuhan kenapa kok seperti ini?. Kita sebagai anak-anak Tuhan seharusnya memiliki
kebanggaan akan hal ini yaitu apa yang telah Tuhan nubuatkan terjadi dan itu
menyatakan bahwa perkataan-Nya iya dan amin.
Saat ini Tuhan akan mengajarkan kita bagaimana menghadapi situasi
kehidupan di jaman ini, dan kita akan belajar didalam Yakobus 5: 7-11 Karena
itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang
berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan
hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu,
karena kedatangan Tuhan sudah dekat! Saudara-saudara, janganlah kamu
bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum.
Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. Saudara-saudara, turutilah
teladan penderitaan dan kesabaran para Nabi yang telah berbicara demi nama
Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah
bertekun; kamu telah mendengar tentang
ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan
baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.
Didalam surat Yakobus ini kita
mendapati 4x kata bersabar dan 2x kata bertekun, apa maksud Tuhan akan hal ini?
Tuhan mau agar ini menjadi satu trademark
dalam kehidupan kita. Disini Tuhan
memberikan dua teladan tentang hidup bersabar dan bertekun pada masa
penderitaan/perontokan yaitu:
1.
Petani yang
menantikan hasil panen
Petani
yang memiliki sebidang tanah akan dengan hati-hati menanam tanamannya dan penuh
pengharapan untuk menanti masa panen, karena mereka menyadari bahwa kehidupan
mereka sangat bergantung pada hasil panennya. Oleh karena itu mereka akan terus
bersabar menghadapi segala hal selama masa pertumbuhan tanaman yang mereka
tabur sampai pada masa panen menjelang. Didalam kehidupan pertanian, ada hukum
alam yang harus dihadapi, yaitu salah satunya adalah masa datangnya hujan.
Didalam surat
Yakobus ini, disampaikan bahwa bagi petani dimasa itu mereka akan menghadapi
dua musin hujan yaitu hujan musim gugur dan hujan musim semi.
a. Hujan musim gugur
Hujan musim
gugur adalah hujan yang akan merontokkan segala macam hal, baik itu daun, bunga
ataupun pohon-pohon yang tidak memiliki akar yang kuat. Ketika hujan musim
gugur ini terjadi, pemandangan yang ada bukanlah pemandangan yang menakjubkan
ataupun yang menyegarkan mata, karena kita akan mendapati bahwa pohon-pohon
menjadi gundul tanpa daun, tidak ada kehijauan ataupun pemandangan bunga-bunga
bermekaran apalagi melihat buah, tidak
ada sama sekali!!. Inilah yang akan dihadapi oleh petani dan mereka telah
mengerti akan hukum alam ini, sehingga mereka tidak menjadi kecewa, menggerutu
atau putus asa ditengah jalan atau sampai melakukan hal-hal yang merugikan diri
sendiri. Yang mereka lakukan hanyalah bertekun dan bersabar menanti lewatnya
masa hujan musim gugur karena mereka memiliki harapan bahwa ketika telah lewat
masanya musim gugur mereka akan berjumpa dengan hujan musim semi.
b. Hujan Musim Semi
Hujan yang
paling dinantikan oleh para petani, karena inilah masa pengharapan mereka bahwa
masa panen raya akan segera tiba. Pada musim ini, hujan akan membuat
pohon-pohon kembali mendapatkan kesegaran yang baru sehingga mengalami
pertumbuhan yang luar biasa didalamnya. Daun-daun mulai bermunculan dan terus
akan datang musim bunga-bunga bersemi dan selanjutnya inilah saat yang paling
dinantikan dengan kesabaran dan ketekunan oleh petani, pohon-pohon didapati
telah berbuah dan musim panen telah tiba.
Melalui teladan diatas, Tuhan menyatakan bahwa
didalam kehidupan kita sebagai anak-anak Allah, kita tetaplah manusia yang
hidup di dunia ini, dan tetap ada hukum alam yang berlaku yaitu musim rontok
dan masa semi. Dan karena kita adalah bagian dari elemen dunia ini, maka kita
pun akan menghadapi musim gugur/rontok ini dan ini bisa terjadi didalam segala
aspek kehidupan kita. Jika kita berfikir bahwa karena kita ini anak-anak-Nya
maka kita mendapat pengecualian, kita akan menjadi kecewa karena ini. Ataupun
jika motivasi kita ikut Tuhan adalah hidup tanpa masalah, tidak akan lama kita
mampu berada didekat-Nya. Tuhan telah memberikan hikmat dan pengertiannya
kepada kita, bahwa hukum alam akan terjadi kepada siapapun yang ada di bumi
ini, tanpa perkecualian dan ini telah ditegaskan didalam Pengkhotbah 3:1-10 Untuk
segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ada
waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada
waktu untuk mencabut yang ditanam; ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk
menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; ada waktu
untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu
untuk menari; ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu;
ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; ada waktu
untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada
waktu untuk membuang; ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada
waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; ada waktu untuk mengasihi,
ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. Apakah
untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah? Aku telah melihat
pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan
dirinya.
Oleh karena
itu tetaplah bersabar, tidak bersungut-sungut, tidak saling mempermasalahkan,
terus bertekun didalam Dia, karena ini merupakan rancangan kehidupan-Nya, maka
pada akhirnya kita akan mendapati semuanya boleh indah untuk kita nikmati
bahkan buat orang disekeliling kita.
2.
Ayub
Teladan yang
Tuhan ajarkan selanjutnya adalah kehidupan Ayub, satu teladan hidup yang tidak
akan terbantahkan oleh siapapun, bahkan agama apapun, bahwa Allah setia kepada
orang-orang yang sabar dan bertekun segala masa kehidupannya karena pada akhirnya
Allah memberikan kemurahanNya, dimana Ayub mendapatkan dua kali lipat dari yang
dimilikinya semula.
Kalau kita perhatikan bagaimana kehidupan Ayub
sebelum menghadapi permasalahan, adalah kehidupan yang benar dihadapan Tuhan,
bahkan menjadi hamba kebanggaan-Nya, Ayub 1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis:
"Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi
seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi
kejahatan.". dan itu tidak menjadi pengecualian untuk ayub lepas
dari masa kesukaran (musim gugur). Kalau kita merasa bahwa kita berhak untuk
hidup tanpa melewati masa itu, maka kita perlu berkaca apakah hidup kita ini
sudah lebih baik dari ayub?? Yang bahkan Allah sendiri memujinya. Kalau kita
berani jujur, sebenarnya penderitaan yang kita hadapi ini tidak ada 1% dari
penderitaan Ayub. Bisa kita bayangkan segala apa yang dimiliki Ayub lenyap
dalam 1 hari, dan apakah segala yang kita miliki lenyap semua, atau masih
banyak hal yang baik yang tidak tampak oleh kita yang padahal masih kita
nikmati. Terkadang kita merasa berhak untuk mengeluh, menggerutu ataupun marah
kepada Tuhan, dan bertanya kenapa Tuhan kok saya menghadapi permasalahan
sebesar (padahal kecil sekali) ini?? Kalau kita mau pelajari lebih dalam, kita
ini seharusnya lebih banyak bersyukur dibandingkan ayub, karena kita ini
memiliki banyak keadaan yang lebih menguntungkan yaitu:
a. Firman
Tuhan (Alkitab) yang tersedia setiap saat setiap waktu tergantung apakah kita
mau membacanya atau tidak, sedangkan Ayub tidak memiliki.
b. Roh
penolong, Yaitu Roh Kudus yang Tuhan berikan. Pada jaman Ayub, roh ini belum
dicurahkan.
c. Adanya
persekutuan saudara seiman yang saling menguatkan dan mendukung, sedangkan
teman-teman ayub adalah sahabat yang tidak bisa memberi penghiburan.
d. Adanya
team doa syafaat yang akan berdoa untuk permasalahan kita sedangkan Ayub?? Tidak ada.
Dengan segala kelebihan ini, seharusnya kita ini lebih bisa bersabar dan bertekun didalam
menghadapi musim gugur ini. Tiga pelajaran yang akan kita ambil dari kehidupan
Ayub kenapa Ayub tampil sebagai pemenang
ditengah menghadapi musim gugur adalah:
a.
Tahu resiko
kehidupan
Ayub 13 :
15 Lihatlah , Ia hendak membunuh aku, tak ada
harapan bagiku, namun aku hendak membela peri lakuku di hadapan-Nya.
Ayub 13 : 15 (KVJ) Though he slay me, yet will I trust in him:
but I will maintain mine own ways before him.
Dalam alkitab
versi KVJ, Ayub tahu bahwa resiko yang paling besar yang akan dihadapi adalah
kematian, kalau Ayub bilang “paling banter matilah aku ini” dan itu
tidak membuatnya goyang iman tetapi tetap berpegang teguh dan percaya kepada
Tuhan serta tetap memelihara/menjaga kehidupannya agar terus berkenan di
hadapan-Nya. Ayub telah siap atas apapun yang akan dihadapi didalam hidupnya,
sehingga tidak bersungut-sungut.
b.
Tahu
Penebus-Nya Hidup
Ayub 19: 25-26 Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia
akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku
pun aku akan melihat Allah,
Ayub 19 : 25-26 (KVJ) For I know that
my redeemer liveth, and that he shall stand at the latter day upon the
earth:And though after my skin worms destroy this body, yet in my flesh shall I
see God
Ayub tahu bahwa
Allah yang dia sembah adalah Allah sang penebus yang hidup, yang akan berdiri
pada kesudahan jaman. Bahkan ayub berani berkata, “kalau tinggal tengkorak
pun aku akan melihat kemuliaan Tuhan”. Apakah kita telah berani berkata
seperti itu? Atau kita menjadi anak-anak manja yang mau yang enak saja dari
Tuhan? pilihan. Buat ayub segala hal yang dihadapi di dunia ini bukalah akhir
dari kehidupannya.
c.
Timbul
seperti emas murni
Ayub 23:10
Karena Ia tahu
jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.
Ayub tahu bahwa Allah yang dia kenal adalah Allah
yang setia, Mazmur 89: 8-9 Allah disegani dalam kalangan orang-orang kudus,
dan sangat ditakuti melebihi semua yang ada di sekeliling-Nya. Ya TUHAN, Allah
semesta alam, siapakah seperti Engkau? Engkau kuat, ya TUHAN, dan kesetiaan-Mu
ada di sekeliling-Mu. Dan itulah
yang dipandang ayub dan ini menjadi kekuatannya untuk bertahan. Dia tahu bahwa
pada kesudahannya Allah akan membuatnya menjadi emas yang timbul dipermukaan
yang memiliki nilai yang tinggi.
Belajar dari kedua
teladan yang telah Tuhan berikan diatas kita tahu bahwa kehidupan kita tidak
terlepas adanya permasalahan ataupun masa-masa perontokan, yang tidak
mengenakkan secara daging, tetapi kita tahu ini hanyalah salah satu proses
kehidupan yang harus kita jalani, karen rancangan Tuhan atas kehidupan kita
tidak akan berhenti sampai disini tetapi akan terus berlanjut untuk mencapai
hasil akhir yang penuh dengan kelimpahan didalam Tuhan, oleh karena itu biarlah
kita terus bersabar dan bersabar dan bersabar dan bersabar serta terus bertekun dan bertekun didalam Tuhan tanpa
melakukan hal-hal yang merugikan seperti mengeluh, menggerutu ataupun putus
harapan, sehingga semakin hari kehidupan kita semakin berkenan dihadapannya
karena Tuhan adalah Allah yang setia.
Berbahagialah
orang yang sabar dan bertekun didalam Tuhan maka engkau akan mendapati bahwa
Tuhan itu Allah yang setia yang memperhitungkan dan membalaskan segala yang
terbaik didalam kehidupanmu.
Dikhotbahkan oleh Ps. Daniel Arief
Komentar
Posting Komentar