Langsung ke konten utama

Toples Kehidupan

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya….I Korintus 10 : 13



Ketika saya di dapur dan melihat toples selai saya, tiba-tiba Tuhan membawa ingatan saya pada pembicaraan saya dengan teman saya beberapa hari yang lalu. Saya ingat, tepatnya hari selasa tanggal 6 Desember 2011 ketika itu saya sedang bermain ke rumahnya, karena anak saya ingin bermain dengan Laras putrinya. Ketika itu saya membawa banyak sayuran, sehingga begitu sampai rumahnya saya menitipkan sayuran di dalam lemari es-nya. Ketika saya buka, mata saya langsung tertuju kepada toples kecil yang berisi sambal. Satu hari berlalu dengan berbagai pembicaraan, dia teringat akan sambalnya dan bekata “eh, mau sambal ya? Aku nggak pernah makan.” Karena saya sempat melihat sambal itu, saya tanya, “itu ya yang di toples kecil yang di dalam kulkas (lemari es)?”. Iya bener di kulkas, di toples besar?”. Lalu kamu melihat berdua ke dalam kulkas. Barang yang sama dengan cara pandang yang berbeda. Saya mengatakan toples kecil karena ukuran toplesnya, sedangkan teman saya mengatakan besar karena melihat barang yang ada di dalamnya, yaitu sambal. Sambal dalam toples tersebut memang termasuk banyak.

Melalui cerita diatas, Tuhan mengingatkan saya tentang cara pandang kita. Cara pandang kita terhadap sesuatu itu menentukan apa yang akan kita lakukan selanjutnya, dan ini sangat berpengaruh pada hasil akhir pencapaian kita.

Selama kita hidup di dunia, bermacam permasalahan dapat menimpa siapa saja. Permasalahan tidak pernah memandang usia, pendidikan, kekayaan, status sosial ataupun ras bahkan hamba Tuhan pun tidak terluputkan. Menjadi anak-anak TUHAN tidak otomatis melepaskan kita dari permasalahan hidup, karena kita masih tinggal di dunia yang tidak ideal, dunia yang mudah tergoncangkan.

Bagaimana kita menyikapi permasalahan yang sedang datang dalam kehidupan kita, sangat dipengaruhi dari bagaimana cara pandang kita terhadap permasalahan itu sendiri, besar atau kecil kitalah yang menentukan. Seringkali kita melihat permasalahan itu sangat besar bahkan kebanyakan dari kita memperbesar cara melihat permasalahan itu, sehingga kita menjadi sangat berat dalam melewati, menyelesaikan dan menjadi pemenang atas permasalahan kita.

Tuhan mengenal kita luar dan dalam, seberapa besar kapasitas (kekuatan=kemampuan) kita, IA sangat tahu karena IALAH ALLAH YANG MENCIPTAKAN KITA Mazmur 139 : 13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.  Jika kita diumpamakan seperti toples, setiap kita punya volume atau kapasitas masing-masing yang tidak sama, Tuhan sangat tahu seberapa volume atau kapasitas setiap kita, sehingga ketika IA mengijinkan pencobaan, persoalan, permasalahan, pergumulan ataupun goncangan seperti janji-Nya itu tidak akan melebihi kekuatan atau bisa dikatakan kapasitas kita. Volume pencobaan tersebut tidak akan melebihi toples kekuatan hidup kita, ukuran yang IA berikan selalu TEPAT, karena IA mengasihi kita, IA tidak akan membiarkan hidup kita hancur berantakan oleh permasalahan yang kita hadapi.

Permasalahan yang kita hadapi satu dengan yang lain tidak pernah sama, hal itu juga di tentukan dari kapasitas kekuatan yang Tuhan berikan. Betapa kita sering berkata, “aduh permasalahan ku ini berat sekali, kamu sih enak nggak pernah mengalami hal seperti aku” atau ada yang berkata, “aduh kasihan banget ya orang itu kok masalahnya banyak sekali”.  Setiap kita menghadapi permasalahan yang berbeda-beda tetapi  yang sama dari semuanya adalah, pergumulan itu di izinkan Tuhan dengan tujuan untuk memperkuat dan memperbesar kapasitas kehidupan kita sehingga kita menjadi anak-anak-Nya yang berkualitas.

Ketika permasalahan dan persoalan itu datang dalam hidup kita, Tuhan ingin kita memiliki cara pandang yang sama dengan IA, yaitu permasalahan ini tidak besar, segala yang IA izinkan adalah bertujuan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita dan jiwa-jiwa yang Tuhan letakkan dalam kehidupan kita. Terus maju bersama Tuhan dan berjalan diatas segala permasalahan, pergumulan hidup kita dan kita disebut anak-anak PEMENANG

Tuhan Yesus Memberkati


* Terima Kasih untuk Ibu Agustina Benata, yang telah memberikan sambal yang menjadi inspirasi tulisan ini. GBU*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancangan-Ku bukan Rancangan-mu; Jalan-mu bukan Jalan-Ku

Setiap pengalaman yang Tuhan berikan, setiap orang yang Dia taruh dalam hidup kita adalah persiapan sempurna untuk masa depan yang hanya bisa Dia lihat. Corrie Ten Boom Setiap kita pasti memiliki rencana atas masa depan, dan dijamin 100% pastilah rencana kita susun adalah rencana yang baik dan sempurna (“menurut kita”). Tetapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang kita mau. Apa yang telah kita rencanakan dengan baik (“sekali lagi menurut kita”), ternyata terkadang tidak berjalan dengan seperti yang kita mau. Saya pun demikian, dari kecil sampai dengan saat ini (29 tahun, tulisan ini saya tulis di tahun 2009), mempunyai banyak impian dan bagaimana cara untuk mencapainya. Tidak ada sedikitpun masuk dalam rencana saya untuk melewati jalan yang berkerikil, berbelok-belok ataupun tikungan tajam. Yang saya bayangkan semua jalan yang akan saya lewati mulus seperti jalan tol. Saya juga berdoa atas semua impian saya dan berharap (terkadang memaksa sih!!) Tuhan menyetujui semua rencana ...

Thanks Jesus, 5 tahun pernikahan kami

Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Matius 19 :5-6 Semua karena kasih karunia, semua karena kemurahan Tuhan, semua karena pimpinan-Nya. Jika bukan Tuhan yang memimpin setiap langkah hidup pernikahan kami, entah bagaimana kami mampu melewati hari-hari itu. Dia, Yesus yang mendidik kami untuk menjadi pasangan hidup yang saling disempurnakan satu dengan yang lain, kami tidak sempurna, karena itu kami dipersatukan, untuk saling melengkapi, menutupi, menyempurnakan apa yang telah Tuhan karuniakan pada pribadi kami J . Aku bersyukur, aku punya Tuhan yang luar biasa, bersyukur akan kesabaran-Nya, akan kasih-Nya, akan kesetiaan-Nya dan akan didikan-Nya yang membuat hari-hari pernikahan kami dipenuhi oleh kasih-Nya yang mengikat kasih kami berd...

Harta Rohani Dalam Bejana Tanah

2 Korintus 4 : 1-16 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!," Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemu...