Langsung ke konten utama

Semut di Seberang Lautan, Gajah Di Pelupuk Mata


Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?.....Lukas 6:41

”Itu salahnya dia pak, nggak tau kenapa dia ambil keputusan itu padahal sudah saya bilang bahwa itu salah” atau ”Nggak tau pak, saya nggak ikut-ikut, semua salahnya si A”.

Betapa seringnya kita saling menyalahkan atas suatu kesalahan. Memang rasanya tidak ada orang yang mau mengakui kesalahannya, walaupun sudah tampak jelas. Selalu saja ada yang di jadikan ”Kambing Hitam” (kalau istilah saya sekarang bukan kambing hitam tetapi ”kambing congek”) untuk setiap perkara yang terjadi di dalam hidup kita.

Saya pun sering menghadapi masalah ini dan juga menjadi pelaku atas masalah ini . Entah sadar atau tidak sering kali melihat kesalahan/kelemahan orang lain itu lebih buuuueeesar dibandingkan kesalahan/kelemahan kita. Kita akan sangat mudah menilai orang lain dengan berbagai macam kelemahan/kejelekannya tetapi anehnya kita ini tidak pernah sadar (atau memang dibikin tidak sadar) akan kelemahan ataupun kejelekan kita. Manusiawi sih, tetapi apakah itu harus dijadikan alasan (”kan, cari kambing hitam lagi”) bahwa itu wajar untuk ke-manusia-an kita. Ingat kita ini bukan cuma sekedar manusia dengan segala sifat ke-manusia-an saja tetapi kita juga adalah anak-anak Allah yang juga harus mempunyai sifat BAPA kita.

Saling menyalahkan ataupun memandang bahwa kesalahan orang lebih besar dari kita tidak menjadikan kita lebih baik. Coba kita bayangkan bagaimana rasanya ketika kitalah yang diposisikan sebagai ”Kambing hitam-nya”. Pasti timbul perasaan marah, tidak terima dan akan berusaha menunjukan kepada yang lain bahwa kesalahan saya tidaklah sebesar itu jika dibandingkan kesalahan orang lain dan hasil yang diperoleh, adalah rasa benci, dendam yang saling berkesinambungan akhirnya kita hanya akan merasakan ”saling” kepahitan satu sama lain.

Kita pahami bahwa tidak ada satupun manusia yang disalahkan dengan serta merta dengan tuduhan langsung menunjuk hidungnya, lain halnya jika kita saling mau merangkul untuk mengatasi permasalahan yang telah ada di depan mata tanpa saling mencari siapa yang salah atas hal itu. Saya jadi teringat akan satu cerita yang pernah saya dapat dari teman saya. Saya harap cerita ini dapat membuat mata kita terbuka (lebar) dan mengubah kita menjadi lebih baik.

Seorang anak lahir setelah 11 tahun pernikahan. Mereka adalah pasangan yang saling mencintai dan anak itu adalah buah hati mereka. Saat anak tersebut berumur dua tahun, suatu pagi si ayah melihat sebotol obat yg terbuka. Dia terlambat untuk ke kantor maka dia meminta istrinya untuk menutupnya dan menyimpannya di lemari. Istrinya, karena kesibukannya di dapur sama sekali melupakan hal tersebut.

Anak itu melihat botol itu dan dengan riang memainkannya. Karena tertarik dengan warna obat tersebut lalu si anak memakannya semua. Obat tersebut adalah obat yang keras yang bahkan untuk orang dewasa pun hanya dalam dosis kecil saja. Sang istri segera membawa si anak ke rumah sakit. Tapi si anak tidak tertolong. sang istri ngeri membayangkan bagaimana dia harus menghadapi suaminya.

Ketika si suami datang ke rumah sakit dan melihat anaknya yang telah meninggal, dia melihat kepada istrinya dan mengucapkan 3 kata.

PERTANYAAN :
1.   Apa 3 kata itu?
2.   Apa makna cerita ini?

JAWABAN:
Sang Suami hanya mengatakan "SAYA BERSAMAMU SAYANG"
Reaksi sang suami yang sangat tidak disangka-sangka adalah sikap yang proaktif. Si anak sudah meninggal, tidak bisa dihidupkan kembali. Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan pada sang istri. Lagipula seandainya dia menyempatkan untuk menutup dan menyimpan botol tersebut maka hal ini tidak akan terjadi. Tidak ada yg perlu disalahkan. Si istri juga kehilangan anak semata wayangnya. Apa yg si istri perlu saat ini adalah penghiburan dari sang suami dan itulah yg diberikan suaminya sekarang. Jika semua orang dapat melihat hidup dengan cara pandang seperti ini maka akan terdapat jauh lebih sedikit permasalahan di dunia ini.

Moral dari cerita ini adalah kadang kita membuang banyak waktu hanya untuk mencari kesalahan orang lain atau siapa yg salah dalam sebuah hubungan atau dalam pekerjaan atau dengan orang yang kita kenal. Tetapi jika kita mau merangkul dan tidak saling menyalahkan, yang kita dapat adalah kasih yang saling membangun dan mendukung.

Buang rasa iri hati, cemburu, dendam, egois dan ketakutanmu. kita akan menemukan bahwa sesungguhnya banyak hal tidak sesulit yang kita bayangkan.

"Perjalanan ribuan mil dimulai dengan satu langkah kecil"

Tuhan YESUS Memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancangan-Ku bukan Rancangan-mu; Jalan-mu bukan Jalan-Ku

Setiap pengalaman yang Tuhan berikan, setiap orang yang Dia taruh dalam hidup kita adalah persiapan sempurna untuk masa depan yang hanya bisa Dia lihat. Corrie Ten Boom Setiap kita pasti memiliki rencana atas masa depan, dan dijamin 100% pastilah rencana kita susun adalah rencana yang baik dan sempurna (“menurut kita”). Tetapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang kita mau. Apa yang telah kita rencanakan dengan baik (“sekali lagi menurut kita”), ternyata terkadang tidak berjalan dengan seperti yang kita mau. Saya pun demikian, dari kecil sampai dengan saat ini (29 tahun, tulisan ini saya tulis di tahun 2009), mempunyai banyak impian dan bagaimana cara untuk mencapainya. Tidak ada sedikitpun masuk dalam rencana saya untuk melewati jalan yang berkerikil, berbelok-belok ataupun tikungan tajam. Yang saya bayangkan semua jalan yang akan saya lewati mulus seperti jalan tol. Saya juga berdoa atas semua impian saya dan berharap (terkadang memaksa sih!!) Tuhan menyetujui semua rencana ...

Thanks Jesus, 5 tahun pernikahan kami

Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Matius 19 :5-6 Semua karena kasih karunia, semua karena kemurahan Tuhan, semua karena pimpinan-Nya. Jika bukan Tuhan yang memimpin setiap langkah hidup pernikahan kami, entah bagaimana kami mampu melewati hari-hari itu. Dia, Yesus yang mendidik kami untuk menjadi pasangan hidup yang saling disempurnakan satu dengan yang lain, kami tidak sempurna, karena itu kami dipersatukan, untuk saling melengkapi, menutupi, menyempurnakan apa yang telah Tuhan karuniakan pada pribadi kami J . Aku bersyukur, aku punya Tuhan yang luar biasa, bersyukur akan kesabaran-Nya, akan kasih-Nya, akan kesetiaan-Nya dan akan didikan-Nya yang membuat hari-hari pernikahan kami dipenuhi oleh kasih-Nya yang mengikat kasih kami berd...

Harta Rohani Dalam Bejana Tanah

2 Korintus 4 : 1-16 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!," Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemu...