Langsung ke konten utama

MULUTMU HARIMAUMU



Pernah dengar paribahasa ini “MULUTMU HARIMAUMU”, Berdasarkan Wikipedia, peribahasa Mulutmu Harimaumu berarti segala perkataan yang terlanjur kita keluarkan apabila tidak difikirkan dahulu akan dapat merugikan diri sendiri. Ini juga bisa merupakan satu peringatan agar kita berhati-hati dalam berkata-kata, karena seperti haramau yang siap menerkap siapa saja.

Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar…… tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan, Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
Yakobus 3: 5, 8-9

Berhubungan dengan perkataan tidak dapat dipisahkan dengan peranan lidah. Ketika seseorang tidak memiliki lidah, maka ia tidak dapat berkata-kata dengan baik. Pada dasarnya kebutuhan manusia untuk berkata-kata cukup tinggi, terutama kaum perempuan. Dari kita membuka mata dipagi hari, kita langsung berkata-kata, karena melalui perkataan kitalah, kita menyampaikan apa yang kita mau dan dapat dimengerti oleh orang lain.

Berjalannya waktu, sering kali perkataan kita beralih fungsi, yaitu yang semula untuk mempermudah kita berkomunikasi dengan orang lain menjadi ajang untuk menghakimi orang lain. “LOH, AKU INI TIDAK SEDANG MENGHAKIMI, CUMA MENILAI SAJA,” mungkin itu pikiran kita. Sama saya juga dulu berfikir seperti itu, ketika saya menemukan sesuatu yang menurut saya tidak sesuai, saya akan membicarakannya dengan orang lain, dengan alasan meminta pendapat teman, tetapi kebanyakan ujung-ujungnya pergunjingan. Pendapat saya kala itu, “masak tahu sesuatu yang tidak benar dibiarkan saja?”,. Perpindahan dari menilai menjadi menghakimi kerapkali tidak dapat kita sadari, untuk itu kita harus berhati-hati setiap kali menyampaikan sesuatu dan jika kita memang terbeban melihat sesuatu yang tidak sesuai, tidak benar, sampaikan itu dihadapan Tuhan dalam DOA, tanpa perlu dipergunjingkan, dan biarlah dengan pimpinan Tuhan kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk dapat menyelesaikannya, karena penyelesaian dengan bimbingan Tuhanlah yang akan menghasilkan damai sejahtera dan sukacita.

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya…Amsal 18 : 21
Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran
Amsal 21:23
 Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan…Amsal 15:2
Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati…
Amsal 15:4

Sehubungan dengan perkataan, saya baru-baru ini diingatkan Tuhan tentang suatu peristiwa yang saya alami ketika saya duduk dibangku kuliah. Perkataan kita, terutama yang cenderung menghakimi itu akan berbalik kepada kita sendiri. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam Matius 7:2 “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Saya akan men-share-kan pengalaman tersebut:

Pada waktu kuliah saya memiliki 4 sahabat yang sama-sama aktif di PMK (Perhimpunan Mahasiswa Kristen). Singkat cerita, salah satu sahabat saya tersebut berpacaran dengan cowok yang berbeda keyakinan. Seperti pada umumnya yang terjadi yang ada adalah pembahasan masalah tersebut. Saya pribadi cukup terkejut karena setahu saya, teman saya ini pribadi yang takut Tuhan. Entah sadar atau tidak (kemungkinan sadar) dengan entengnya saya berkata : “itu loh..A.. kok mau-maunya pacaran sama anak beda agama, jelek lagi (menurut saya pacarnya jelek), mending kalau ganteng J ,kalau aku ya gak mau. DICATAT!!!! Inilah perkataan yang dicatat langsung oleh iblis yang memang menanti-nantikan kita berbicara. Kita tahu bahwa iblis tidak MAHA TAHU, hanya ALLAH saja yang MAHA TAHU. Iblis tidak pernah tahu apa yang ada dipikiran kita sampai kita mengucapkannya. Dan inilah yang dinantikannya setiap saat dengan sabar.

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya…I Petrus 5 : 8

Saya pribadi kala itu tidak sadar bahwa saya sedang menghakimi seseorang padahal seharusnya tugas saya adalah mendoakan dan tetap berhubungan dengan teman saya tersebut (karena dia mundur dari kegiatan PMK), sehingga tidak terhilang. Seperti yang Tuhan Yesus katakan bahwa ukuran yang kita pakai akan diukurkan kepada kita. Tidak berapa lama dari kejadian itu, giliran saya dihadapkan langsung dengan kasus yang sama. Saya dua kali didekati oleh cowok yang berbeda agama, dan hasilnya…mau tahu???. Saya berpacaran dengan kedua  cowok tersebut J (waktu berlainan). Bahkan ketika saya berhubungan dengan salah satu cowok tersebut, saya sempat mempelajari agama & kitab sucinya, karena diminta oleh dia dengan harapan saya memeluk keyakinannya. Saya ingat, ketika akan membaca kitab sucinya, yang saya lakukan adalah berdoa meminta ijin kepada Tuhan untuk ditunjukkan apa yang terbaik buat saya J. Ketika saya menceritakan ini kepada seseorang, saya dibilang orang gila, bagaimana mungkin minta ijin sama Tuhan mau belajar agama lain, hehehe. Tapi kalau saya bersyukur, coba anda bayangkan seandainya kala itu saya tidak berdoa kepada Tuhan, tidak meminta penjagaan-Nya, bagaimana nasib saya sekarang ini, bisa jadi saya menjadi domba yang terhilang entah kemana. Puji nama Tuhan, saya tidak terhilang, ini semua karena kasih kemurahan dan cinta Tuhan.

Saya telah menghakimi teman saya, dan ketika hal yang sama dihadapkan kepada saya, ternyata saya tidak lebih baik dari sabahat saya tersebut, bahkan 2 kali saya terjebak pada ujian yang sama dan tidak lulus, dan kalau akhirnya saya bias lulus dari hal itu, semua karena dikondisikan Tuhan agar saya lulus dan melanjutkan hidup saya dalam rancangan-Nya. Dari sinilah saya belajar untuk tidak mudah menghakimi siapapun, apapun dan keadaan apapun, tidak mudah karena kecenderungan untuk berkomentar tentang sesuatu hal itu kerap kali tak tertahankan untuk keluar begitu saja, tetapi saya percaya dengan pertolongan Roh Kudus kita akan mampu melakukannya.

MARILAH KITA MENJADI PRIBADI YANG TIDAK MUDAH MENGHAKIMI, TIDAK MUDAH BERKOMENTAR YANG NEGATIF, TAPI MARILAH KITA MENJADI PRIBADI YANG BERDOA, MEMBANGUN, MEMBANGKITKAN, MERAIH JIWA  MELALUI PERKATAAN DAN PERBUATAN KITA, SEBAB TUHAN MEMBERIKAN KITA MULUT DAN LIDAH DENGAN TUJUAN UNTUK MEMUJI DAN MEMULYAKAN NAMA-NYA




TUHAN YESUS MEMBERKATI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rancangan-Ku bukan Rancangan-mu; Jalan-mu bukan Jalan-Ku

Setiap pengalaman yang Tuhan berikan, setiap orang yang Dia taruh dalam hidup kita adalah persiapan sempurna untuk masa depan yang hanya bisa Dia lihat. Corrie Ten Boom Setiap kita pasti memiliki rencana atas masa depan, dan dijamin 100% pastilah rencana kita susun adalah rencana yang baik dan sempurna (“menurut kita”). Tetapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang kita mau. Apa yang telah kita rencanakan dengan baik (“sekali lagi menurut kita”), ternyata terkadang tidak berjalan dengan seperti yang kita mau. Saya pun demikian, dari kecil sampai dengan saat ini (29 tahun, tulisan ini saya tulis di tahun 2009), mempunyai banyak impian dan bagaimana cara untuk mencapainya. Tidak ada sedikitpun masuk dalam rencana saya untuk melewati jalan yang berkerikil, berbelok-belok ataupun tikungan tajam. Yang saya bayangkan semua jalan yang akan saya lewati mulus seperti jalan tol. Saya juga berdoa atas semua impian saya dan berharap (terkadang memaksa sih!!) Tuhan menyetujui semua rencana ...

Thanks Jesus, 5 tahun pernikahan kami

Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." Matius 19 :5-6 Semua karena kasih karunia, semua karena kemurahan Tuhan, semua karena pimpinan-Nya. Jika bukan Tuhan yang memimpin setiap langkah hidup pernikahan kami, entah bagaimana kami mampu melewati hari-hari itu. Dia, Yesus yang mendidik kami untuk menjadi pasangan hidup yang saling disempurnakan satu dengan yang lain, kami tidak sempurna, karena itu kami dipersatukan, untuk saling melengkapi, menutupi, menyempurnakan apa yang telah Tuhan karuniakan pada pribadi kami J . Aku bersyukur, aku punya Tuhan yang luar biasa, bersyukur akan kesabaran-Nya, akan kasih-Nya, akan kesetiaan-Nya dan akan didikan-Nya yang membuat hari-hari pernikahan kami dipenuhi oleh kasih-Nya yang mengikat kasih kami berd...

Harta Rohani Dalam Bejana Tanah

2 Korintus 4 : 1-16 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah. Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus. Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!," Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemu...