Kisah kesaksian yang luar biasa yang membangun saya secara pribadi dan saya percaya juga membangun kita semua. Pada awalnya saya tidak mendengar kesaksian ini secara langsung di gereja, karena saya berada bersama anak saya di kelas sekolah minggu. Saya hanya mendapat sebagian kecil cerita dari suami saya, bahwa kesaksian yang di sampaikan luar biasa. Menguatkan, membangun sekaligus menegur kami secara khusus dalam hal kerinduan kami akan Firmannya, menyampaikan Firman Tuhan pada orang yang belum mengenal Tuhan dan dalam hal menabur.
Ini adalah pengalaman pribadi dengan Tuhan yang sungguh luar biasa. Saya berterima kasih kepada beliau karena berkenan untuk membagi kesaksian ini di blog’s saya. Segala kemuliaan hanya selalu di tujukan bagi DIA, ALLAH SUMBER KEHIDUPAN.
Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."…I Korintus 2 :9
Melalui kesaksian ini, semua kemuliaan hanya ditujukan bagi Tuhan, karena semuanya adalah dari Dia, oleh Dia dan untuk Dia …
Kondisi Awal
Tahun 2010 kami datang untuk studi di Thailand. Kami hidup dengan beasiswa yang sangat terbatas. Karena studi dan tidak bekerja, kami tidak memiliki income selain beasiswa. Selama enam bulan pertama, hidup serasa di padang gurun. Menghemat luar biasa tetap tidak menolong.
Bicara masalah iman, kehidupan rohani kami sebelum ke Bangkok biasa-biasa saja. Lebih tepatnya suam-suam kuku. Malahan kami menyimpan kepahitan dengan beberapa pihak yang sama sekali tak diduga akan berbuat sesuatu terhadap kami. Kehidupan rohani kami menurun, banyak mengeluh, mengomel, tidak ada sukacita, dan kurang bersyukur.
Masalah juga datang saat kami hidup dalam kekurangan. Ibu di Indonesia membutuhkan dana operasi yang cukup besar untuk ukuran kami, anak kami yang kuliah di luar negeri membutuhkan jaminan keuangan untuk perpanjangan visa, dan dana untuk biaya hidupnya juga hampir habis. Dari mana biayanya karena saya studi dan tidak bekerja? Semua masalah itu membuat kami depresi hingga sulit tidur.
Proses Multiplikasi dan Promosi
Tahun 2011, tahun multiplikasi dan promosi. Kami mendengar Pendeta menyampaikan ilustrasi, “biasanya kita menyimpan hanya foto-foto yang baik, bukan? Jadi buat apa menyimpan kepahitan dan kenangan yang buruk? Lepaskan pengampunan …”. Kami pikir betul juga. Menyimpan kepahitan malahan mendatangkan penyakit. Buat apa memikirkan orang yang sudah menyakiti kami sampai tidak bisa tidur sementara dia enak-enak tidur? Akhirnya kami bisa melepaskan pengampunan. Hidup jadi lebih baik, mulai baca buku rohani dan mendengar CD kumpulan khotbah dari perpustakaan gereja. Kami sangat dibangun ketika belajar tentang “mengosongkan diri, disusutkan”, dan tentang “dibanting dulu untuk mengalami mujizat”.
Inti pelajaran buku di atas adalah membuang kesombongan, menanggalkan status yang dibangga-banggakan, serta tidak mengandalkan kekuatan sendiri, harta dan relasi. Dengan mengosongkan diri, kita mengijinkan Tuhan mengemudikan hidup kita, mengundang Tuhan masuk dan mengisi/memenuhi hidup kita. Kita belajar berserah dan mengandalkan Tuhan saja dalam menghadapi masalah. Dalam konsep disusutkan, kita rela menjadi kain baru yang dicelup dalam air dan menyusut. Dengan menyusut, kita siap ditambalkan ke kain lama yang sobek, tanpa menimbulkan sobek baru yang lebih besar di kain lama. Kita siap dipakai untuk pelayanan, untuk menjadi berkat, untuk memuliakan Tuhan tanpa membuat masalah baru atau menjadi batu sandungan, baik dalam keluarga, di gereja, maupun di ladang pelayanan kita.
Kami coba membuang semua predikat yang selama ini melekat, dibanggakan, diandalkan, karena semua itu akan menghalangi Tuhan masuk ke ‘dalam’ dan berkarya melalui kami. Dengan belajar rendah hati dan berserah sepenuhnya pada Tuhan, kami mengijinkan Tuhan menguasai hidup kami, menjamah hati dan pikiran kami, serta mengakui otoritas Allah atas kami. Kami belajar menerapkan firman Tuhan misalnya dalam hal menabur sekalipun kami berkekurangan.
Kami juga belajar menghayati lagu-lagu pujian seperti “mujizat itu nyata”, “mujizat masih ada”, dan sebagainya. Kami belum pernah menyanyi dengan mata terpejam. Ketika kami mencoba menyanyikan lagu pujian di kebaktian dengan fokus, rasanya beda sekali. Air mata mudah sekali keluar, apalagi jika mengingat situasi kami saat itu. Syair lagu yang dahulu terdengar biasa-biasa saja, sekarang begitu merasuk dalam lubuk hati kami yang terdalam. Sambil menyanyi, teringat semua ‘video/film’ kehidupan kami selama tahun 2010. Sungguh berbeda menyanyi dengan penuh penghayatan seperti itu.
Kami mendengar Pendeta menjelaskan tema multiplikasi dan promosi. “Untuk mengalami multiplikasi dan promosi, baik rohani maupun jasmani, kita mesti menabur”. Bingung juga, dalam keadaan berkekurangan, menabur dari mana ya? Namun kami percaya, ini firman Tuhan. Walaupun tidak ada budget-nya, kami sediakan juga dana untuk menabur. Kami mau belajar menabur. Kami beli buku-buku rohani dalam bahasa Thai, kami bagikan ke orang Thai di bus dan rumah sakit. Kami memberikan sedikit bantuan juga kepada orang yang membutuhkan, terutama yang menjadi korban banjir besar di Thailand, serta mendukung misi pelayanan bagi anak-anak Myanmar, anak buruh pasar induk di utara Bangkok. Kami belajar tidak lagi kuatir tentang kebutuhan jasmani karena ada pemeliharaan Tuhan bagi yang mau melekat pada-Nya, yaitu ‘Sang Pokok Anggur’.
Mengalami Multiplikasi dan Promosi Rohani dan Jasmani
Sungguh benar tahun 2011 tahun multiplikasi dan promosi, baik rohani maupun jasmani. Mujizat itu Nyata. Itu kami alami setelah mengalami ‘bantingan’. Dengan pertolongan Tuhan kami bisa mengosongkan diri, disusutkan, memandang Tuhan, melekat pada-Nya, tekun dalam doa, pujian dan pengajaran firman. Ketika kerohanian kami beres, kebutuhan jasmani juga dibereskan Tuhan satu persatu. Ketika beasiswa kami habis sebelum waktunya, ada keluarga dan teman datang membagikan berkat. Lalu ada penatua dan anggota gereja yang digerakkan Roh Kudus untuk ikut berdoa dan berpuasa bagi kami sekeluarga, bahkan membagikan berkat juga, padahal kami tidak pernah menceritakan kesulitan kami kepada mereka sebelumnya. Anehnya, berkat yang Tuhan sediakan persis dengan jumlah yang kami perlukan saat itu.
Berkat Tuhan terus mengalir seiring dengan adanya kebutuhan biaya hidup kami. Saya mendapat tawaran menjadi trainer assistant di kampus bagi orang Afghanistan, Bangladesh dan Indonesia. Istri saya mendapat job terjemahan Inggris-Indonesia dari organisasi non-profit yang berbasis di Italia setebal 243 halaman. Melalui itu, kami dapat menyiapkan uang kuliah semester pertama untuk anak kedua yang akan kuliah sebentar lagi. Kami juga menjadi tour guide beberapa keluarga Indonesia yang berlibur ke Bangkok dan sekarang saya mengajar satu kelas program internasional di salah satu kampus di Bangkok. Tidak hanya itu, kami tiba-tiba dikontak perusahaan Amerika dan diperkenankan Tuhan bekerja menjadi interpreter Bahasa Inggris-Indonesia di Shanghai selama 3 hari dengan imbalan yang besar. Kami dapat mengirim biaya operasi Ibu di Indonesia dan biaya hidup anak pertama kami di luar negeri. Anak kami juga akhirnya mendapat pekerjaan part-time yang sudah dicari selama 2 tahun. Pada saat itu uang yang ada padanya hanya tersisa sedikit sekali. Saat perpanjangan visa, petugas imigrasi ternyata mengijinkan anak kami memakai jaminan keuangan yang lama, padahal sebelumnya petugas meminta jaminan keuangan yang baru. Lebih dari itu, uang kuliah di semester berikutnya dan seterusnya, digratiskan oleh pemerintah negara bagian. Berkat Tuhan belum usai. Pihak sponsor yang selama ini membiayai kuliah saya akhirnya juga memberikan tambahan beasiswa untuk biaya hidup.
Multiplikasi rohani juga dialami istri saya. Saat kebaktian yang dipimpin Pendeta tamu, istri saya mengalami hal yang luar biasa pada waktu altar call. Istri saya melihat cahaya yang sangat terang dan hati diliputi sukacita yang sangat besar. Sejak itu istri saya menjadi haus sekali akan firman Tuhan, kesaksian-kesaksian, bacaan rohani, kumpulan khotbah, mendengarkan pujian, dan setiap pagi selalu terbangun antara pukul 3-5, seperti dipanggil untuk berdoa.
Refleksi Firman Tuhan
Luar biasa! Perkara-perkara itu tidak pernah kami pikirkan atau kami duga sebelumnya. Tuhan menolong dengan cara yang kreatif dan di luar jangkauan pikiran kami. Jangan lupa, Tuhan juga menolong TEPAT WAKTU. Jadi benar sekali ayat ini. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Berkat itu menyusul, setelah perkara rohani dibereskan. Berkat itu datang melalui hal-hal dan pihak-pihak yang tidak diduga sebelumnya. Ada ayat “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (I Korintus 2:9). Itu kami alami. Kami tidak pernah berpikir menjadi translator, interpreter, trainer assistant, tour guide, mengajar di Thailand, ternyata Tuhan sediakan berkat melalui cara tersebut.
Implikasi
Akhirnya, kami mau katakan, bahwa masalah memang akan terus ada. Kami masih menghadapi masalah juga hingga saat ini, namun sikap kami dalam menghadapi masalah sudah berbeda antara dulu dan sekarang. Sekarang kami makin percaya dan berserah pada pemeliharaan Tuhan yang tidak pernah terlambat. Kami hanya perlu sabar menunggu waktunya Tuhan dengan terus memandang dan melekat pada Tuhan.
Terima kasih kami ucapkan karena saudara telah meluangkan waktu membaca kesaksian ini. Semoga melalui kesaksian ini, Tuhan memberkati saudara seperti Tuhan memberkati kami. Segala kemuliaan hanya untuk Tuhan. Amin.
25 Desember 2011
Dalam kasih pemeliharaan Tuhan: giokin.66@gmail.com
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Komentar
Posting Komentar